KESEJAHTERAN PSIKOLOGIS PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI BROKEN HOME
DOI:
https://doi.org/10.47942/jiki.v14i2.796Keywords:
Broken Home, Individu, kesejahteraan psikologisAbstract
Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang orang tua sehingga membuat mental anak menjadi frustasi, brutal, dan susah diatur. Selain itu, istilah broken home juga digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat seringnya terjadi konflik yang menyebabkan perpisahan (perceraian). Individu yang hidup di lingkungan keluarga broken home mempengaruhi kesejahteraan psikologis yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesejahteraan psikologis pada individu yang mengalami broken home melalui pengalaman pada individu yang mengalami percerai orangtua. Metode penelitian kualitatif-fenomenologis. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini ada 7 orang. Hasil analisis Kesejahteraan Psikologis yang ada pada individu yang mengalami broken home ini dapat terpenuhi dengan baik apabila individu ini bisa memiliki pendukung dan motivasi yang baik dalam dirinya dalam menghadapi perceraian yang terjadi. Individu mencari sesuatu yang dapat memberikan dampak positif pada dirinya dan miliki sikap yang lebih baik juga mandiri dalam mengatasi permasalahannya. Dukungan dari orang terdekat juga teman-teman menjadi salah satu yang dapat membuat individu broken home dapat menjalani hidupnya dengan baik.
Downloads
References
Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Gerungan, W. W. (2006). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Dagun, S. M. (2004). Psikologi Keluarga. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya
Hartini, N. (2014). Kesejahteraan Psikologis pada remaja dengan orangtua yang bercerai.
Aghniacakti, A. (2016). Psychological wellbeing pada remaja dari keluarga bercerai: faktor resiko dan faktor protektif. Thesis. Universitas Gadjah Mada.