TERAPI WICARA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI RUMAH ASUH & RUMAH BELAJAR PNTC KARANGANYAR
Keywords:
Terapi Wicara, Kemampuan Interaksi Sosial,, Cerebral PalsyAbstract
Terapi wicara (speeh therapy) merupakan proses pengobatan pada penderita gangguan pe rilaku komunikasi agar mampu berinteraksi dengan lingkungan secara wajar serta mampu meningkatkan hidup optimal. Cerebral palsy atau brain injury merupakan suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak, atau suatu penyakit neuromuskuler. Terapi wicara merupakan salah satu upaya meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak cerebral palsy. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) pelaksanaan terapi wicara bagi anak cerebral palsy di PNTC Karanganyar, dan 2) peningkatan kemampuan interaksi sosial pada anak CP melalui pemberian terapi wicara.
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang kemudian dituangkan dalam metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara mendalam mengenai kegiatan pelayanan terapi wicara yang dilakukan oleh PNTC Karanganyar. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, terdiri dari 1 orang terapis wicara, 2 anak CP dan 2 orang tua klien. Instrumen penelitian menggunakan Teori Prosedur Kerja Terapis Wicara yang dikemukakan oleh Bambang Setyono dan Teori Pola Interaksi Sosial yang dikemukakan oleh Kusmono Hadi dkk.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan interaksi sosial subyek penelitian mengalami perkembangan setelah diberi terapi wicara. Subyek yang semula kurang ekspresif, kurang bisa berkomunikasi, kurang bisa mengulang kata-kata yang diucakan orag lain, kurang bisa mengenal nama -nama benda disekitarnya setelah diberi terapi wicara mengalami peningkatan, subyek lebih ekspresif, merespon ucapan orang lain, perbendaharaan kata lebih banyak, dapat mengenal kata- kata benda yang ada disekitarnya. Hal ini membuktikan bahwa terapi wicara efektif dalam meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada anak penyandang
cerebral palsy.